Kategori Sejarah

Iklan Google

Jumat, 02 Agustus 2013

Situs Candi Badut yang Terlupakan

 
Candi Badut dulu pernah ditemukan pada tahun 1921 dalam sebuah gundukan tanah dan batu di lokasi yang kini termasuk wilayah administratif Dusun Karang Besuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Jawa Timur. Meskipun secara administratif candi badut terletak di dusun Karang Besuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan umum jurusan Tidar arah menuju Institut Teknologi Nasional. Kini termasuk dalam di kawasan perumahan Elit Tidar, di bagian barat kota Malang.

Kata Badut diduga berasal dari bahasa Sanskerta Bha-dyut yang berarti sorot Bintang Canopus atau Sorot Agastya.

Orang pertama yang memberitakan keberadaan Candi Badut adalah Maureen Brecher, seorang kontrolir bangsa Belanda yang bekerja di Malang. Candi Badut dibangun kembali pada tahun 1925-1927 di bawah pengawasan B. De Haan dari Jawatan Purbakala Hindia-Belanda. Dari hasil penggalian yang dilakukan pada saat itu diketahui bahwa bangunan candi telah runtuh sama sekali, kecuali bagian kaki yang masih dapat dilihat susunannya.

Para ahli menyatakan bahwa Candi Badut merupakan peralihan gaya bangunan Klasik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Pada ruangan induk candi yang berisi lingga dan yoni, simbol Siwa dan Parwati. Sebagaimana umumnya percandian Hindu di Jawa, pada bagian dinding luar terdapat relung-relung yang semestinya berisi arca. Dua relung di kanan dan kiri pintu mestinya berisi arca Mahakala dan Nandiswara, relung utara untuk arca Durga Mahisasuramardini, relung timur untuk arca Ganesha, dan di sisi selatan terdapat relung untuk arca Agastya yakni Siwa sebagai Mahaguru. Namun di antara semua arca itu hanya arca Durga Mahisasuramardini yang tersisa di Candi Badut.

Candi ini diperkirakan berusia lebih dari 1400 tahun dan diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam prasasti Dinoyo bertahun 760 Masehi. candi badut berusia ratusan tahun lalu dan meninggalkan jejak purbakala sebagai peninggalan sejarah yang perlu di jaga dan dilestarikan keadaannya.

Semakin Terlupakan

Penemuan di tahun 1921 itu nampaknya kini semakin meredup, dan mengembalikan candi ini dalam tenggelamnya arus zaman. Kini candi tersebut sudah tertutup oleh perkampungan dan perumahan warga. Bahkan akses untuk menujunya hanya bisa dilalui melalui gang sempit di belakang rumah warga. Hal ini sangat disayangkan, bahwa candi tertua di Indonesia ini semakin ditelan zaman. Dan nampaknya warga Malang juga banyak yang melupakannya. Foto yang diambil dari satelit Google Map, menunjukkan bahwa akses menuju situs bersejarah ini sudah dipadati oleh perumahan dan "Plakat" salah satu perumahan mewah di wilayah tersebut.


Lihat Peta Lebih Besar

Sponsor